PENGERTIAN GEOGRAFI
Perkataan geografi berasal
dari bahasa Yunani: geo berarti bumi dan graphein berarti tulisan.
Jadi, secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi. Oleh
karena itu, geografi sering juga disebut ilmu bumi. Akan tetapi, yang dipelajari
dalam geografi bukan hanya mengenai permukaan bumi saja, melainkan juga
berbagai hal yang ada di permukaan bumi, di luar bumi, bahkan benda-benda di
ruang angkasa pun turut menjadi objek kajian geografi. Dengan demikian,
definisi singkat di atas perlu diperluas dan dilengkapi sehingga mencakup semua
hal yang dikaji dalam studi geografi.
1. RUANG
LINGKUP PENGETAHUAN GEOGRAFI
Ruang lingkup geografi sangat
luas, meliputi kehidupan di muka bumi, di ruang angkasa, berbagai gejala alam,
serta interaksi antara manusia dan lingkungannya dalam konteks keruangan dan
kewilayahan. Pengetahuan mengenai gejala alam dan kehidupan di muka bumi
disebut dengan gejala geosfer, dalam hal ini geografi akan mempelajari penyebab
terjadinya dan menjelaskan mengapa dan bagaimana terjadinya gejala geosfer
Secara garis besar ilmu geografi
terbagi menjadi dua bagian besar yaitu geografi fisik dan
geografi
sosial. Gabungan
antara geografi fisik dan geografi sosial terjadi geografi
regional. Geografi fisik adalah bagian ilmu geografi yang
mempelajari tentang semua peristiwa di muka bumi, baik di darat, laut, udara,
maupun luar angkasa beserta faktor penyebab terjadinya. Geografi sosial adalah bagian dari ilmu geografi
yang mempelajari tentang interaksi antar manusia, sedangkan geografi
regional adalah ilmu
yang mempelajari tentang perwilayahan dari negara-negara yang ada.
2. KONSEP
ESENSIAL GEOGRAFI DAN CONTOH TERAPANNYA
Geografi
merupakan ilmu yang mempelajari fenomena fisik dan sosial yang terjadi di
lingkungan geosfer. Dalam mempelajari fenomena tersebut akan lebih mudah jika
mengelompokkan fenomena tersebut ke dalam suatu definisi (konsep). Di Indonesia
menurut kesepakatan Ikatan Geograf Indonesia merumuskan 10 konsep esensial
geografi yaitu:
1. Lokasi
Lokasi terbagi 2 yaitu:
Lokasi
absolute: lokasi
suatu wilayah berdasarkan garis lintang dan garis bujur
Contoh : Indonesia terletak antara
6ºLU-11ºLS dan 95ºBT-141ºBT.
Lokasi
relatif: lokasi
suatu wilayah berdasarkan pertimbangan dan karakteristik tertentu.
Contoh : wilayah Pulau Jawa kaya
akan pertanian karena tanahnya subur, wilayah Kalimantan kaya akan mineral batu
bara.
2. Jarak
Jarak adalah
panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu obyek yang bergerak, mulai dari
posisi awal dan selesai pada posisi akhir.
Jarak
dibagi menjadi jarak absolut dan jarak relatif.
Jarak
absolut merupakan jarak yang ditarik garis lurus antara dua titik. Dengan
demikian jarak absolut adalah jarak yang sesungguhnya.
Contoh:
jarak Jakarta – Bandung adalah 300 km.
Jarak
relatif adalah jarak atas pertimbangan tertentu misalnya rute, waktu, biaya,
kenyamanan dsb.
Contoh
: Jarak Bandung – Jakarta lebih cepat jika melalui jalur Puncak.
3. Keterjangkauan
Konsep Keterjangkauan yaitu mudah dijangkau atau
tidaknya suatu tempat,misalnya dari Jakarta ke Kota Cirebon lebih mudah
dijangkau dibandingkan dengan dari Jakarta ke Ujung Kulon karena kendaraan
Jakarta – Cirebon lebih mudah didapat dibandingkan dengan Jakarta – Ujung
Kulon.
4. Morfologi
Konsep Morfologi yaitu bentuk lahan. Morfologi dapat
dikaitkan dengan gejala lainnya seperti erosi, longsor, banjir dan lainnya.
Contoh: Daerah Gunung Kidul rawan kekeringan karena
sebagian besar tanahnya berjenis Kapur.
5. Aglomerasi
Konsep Aglomerasi yaitu pola-pola pengelompokan/ konsentrasi
suatu kegiatan tertentu. Misalnya sekelompok penduduk asal daerah sama,
masyarakat di kota cenderung mengelompok seperti permukiman elit, pengelompokan
pedagang dan sebagainya. Di desa masyarakat rumahnya menggerombol/ mengelompok
di tanah datar yang subur. Kawasan industri rokok di pusatkan di daerah Jawa
Timur.
6. Nilai kegunaan
Konsep Nilai Kegunaan yaitu nilai suatu tempat
mempunyai kegunaan yang berbeda-beda dilihat dari fungsi dan karakteristiknya.
Contoh : daerah Pantai Parang Tritis memiliki nilai
guna sebagai tempat wisata.
7. Pola
Pola yaitu persebaran fenomena/
gejala geosfer tertentu.
Contoh : pola pemukiman yang memanjang sungai, yang
berbentuk garis sungai dan sebagainya. Pola Gunung api di Indonesia paling
banyak terdapat di sepanjang Sumatera-Jawa-Bali dan Nusa Tenggara.
8. Perbedaan wilayah
Perbedaan wilayah yaitu fenomena yang berbeda antara
satu tempat dengan tempat lainnya atau kekhasan suatu tempat.
contoh : daerah kutub memilki karakteristik yang berbeda
dengan daerah gurun.
9. Interaksi dan Interdependensi
Konsep Interaksi dan Interdependensi yaitu keterkaitan
dan ketergantungan satu tempat dengan tempat lainnya. Misalnya antara kota dan
desa sekitarnya terjadi saling membutuhkan. Pulau Kalimantan memasok sayuran
dari Pulau Jawa.
10. Keterkaitan keruangan
Konsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi) yaitu
menunjukkan derajat keterkaitan antar wilayah, baik mengenai alam atau
sosialnya. Misalnya hubungan antara daerah pantai dengan mata pencaharian
penduduknya, hubungan antara letak geologis dengan penyebaran gunung api.
3. OBYEK
STUDI GEOGRAFI
Objek studi geografi terbagai menjadi 2 yaitu objek material
dan objek formal.
Objek material meliputi segala sesuatu yang berada
di bumi baik benda hidup maupun benda mati dan lingkungannya. Objek material
ini dapat dinamakan fenomena geosfer yang mencakup:
· Atmosfer, yaitu lapisan udara yang
menyelimuti permukaan bumi dari Troposfer hingga Eksosfer.
· Lithosfer, yaitu lapisan batuan
penyusun kulit bumi.
· Hidrosfer, yaitu lapisan air yang meliputi
perairan darat dan lautan.
· Pedosfer, yaitu lapisan tanah yang
merupakan hasil pelapukan dari batuan.
· Biosfer, yaitu lapisan yang meliputi
kesatuan sistem antara hewan, tumbuhan dan manusia.
· Antroposfer, yaitu lapisan yang
menitikberatkan kepada manusia serta aktivitasnya di permukaan bumi.
Objek formal adalah sudut pandang dan cara
berpikir (pendekatan) terhadap gejala material di muka bumi, baik yang sifatnya
fisik maupun sosial yang dilihat dari sudut pandang keruangan (spasial). Objek
formal inilah yang membedakan geografi dengan ilmu yang lainnya. Pendekatan
geografi terdiri atas pendekatan keruangan, ekologi dan regional. Dalam
geografi selalu ditanyakan mengenai dimana gejala itu terjadi dan mengapa
gejala tersebut terjadi. Ketiga pendekatan tersebut diharapkan “mampu” menjawab
persoalan seputar fenomena yang terjadi di permukaan bumi.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah 5 W + 1 H
4.
PRINSIP GEOGRAFI DAN CONTOH
TERAPANNYA
Prinsip geografi
menjadi dasar pada uraian, pengkajian, dan pengungkapan gejala, variabel,
faktor, dan masalah geografi. Pada waktu melakukan pendekatan terhadap objek
yang kita pelajari, dasar atas prinsip ini harus selalu menjiwainya. Secara
teoretis, menurut Nursid Sumaatmadja prinsip itu terdiri atas prinsip
penyebaran, prinsip interelasi, prinsip deskripsi, dan prinsip keruangan.
Prinsip
Penyebaran
Prinsip penyebaran,
yaitu suatu gejala yang tersebar tidak merata di permukaan bumi yang meliputi
bentang alam, tumbuhan, hewan, dan manusia.
Gejala dan fakta
geografi, baik yang berkenaan dengan alamnya, maupun mengenai manusianya,
tersebar di permukaan bumi. Penyebaran gejala dan fakta tadi, tidak merata dari
satu wilayah ke wilayah lainnya. Dengan memperhatikan dan menggambarkan
penyebaran gejala dan fakta tadi dalam ruang, kita telah dibimbing untuk
mengungkapkan persoalan yang berkenaan dengan gejala dan fakta tadi. Dengan
melihat dan menggambarkan berbagai gejala pada peta, kita akan dapat mengungkapkan
hubungannya satu sama lain. Yang selanjutnya juga akan dapat meramalkannya
lebih lanjut.
Prinsip
Interelasi
Prinsip interelasi,
yaitu suatu hubungan saling terkait dalam ruang, antara gejala yang satu dengan
yang lain.
Dasar kedua yang
digunakan untuk menelaah dan mengkaji gejala dan fakta geografi, yaitu prinsip
interelasi. Prinsip interelasi ini secara lengkap adalah interelasi dalam
ruang. Setelah kita melihat gejala dan fakta geografi itu penyebarannya dalam
ruang atau di wilayah-wilayah tertentu, kita akan mengungkapkan pula hubungan
antara faktor fisis dengan faktor fisis, antara factor manusia dengan faktor
manusia, dan antara faktor fisis dengan factor manusia. Dari antar hubungannya
itu, kita akan dapat mengungkapkan karakteristik gejala atau fakta geografi
tempat atau wilayah tertentu.
Prinsip
Deskripsi
Prinsip deskripsi,
yaitu penjelasan lebih jauh mengenai gejala-gejala yang diselidiki/dipelajari.
Deskripsi, selain disajikan dengan tulisan atau kata-kata, dapat juga
dilengkapi dengan diagram, grafik, tabel, gambar, dan peta.
Pada interelasi gejala
satu dengan gejala yang lain atau antara factor yang satu dengan faktor yang
lain, selanjutnya dapat dijelaskan sebabakibat dari interelasi tadi. Penjelasan
atau deskripsi, merupakan suatu prinsip pada geografi dan studi geografi untuk
memberikan gambaran lebih jauh tentang gejala dan masalah yang kita pelajari.
Prinsip
Korologi
Prinsip korologi, yaitu
gejala, fakta ataupun masalah geografi di suatu tempat yang ditinjau
pesebarannya, interelasinya, interaksinya, dan integrasinya dalam ruang
tertentu, sebab ruang itu akan memberikan karakteristik kepada kesatuan
gejala tersebut.
Prinsip korologi,
merupakan prinsip geografi yang komprehensif karena memadukan prinsip-prinsip
lainnya. Prinsip ini merupakan ciri dari geografi modern. Pada prinsip korologi
ini, gejala, fakta, dan masalah geografi ditinjau penyebarannya, interelasinya,
dan interaksinya dalam ruang. Baik penyebaran maupun interelasinya dan
interaksinya dalam hubungan terdapatnya pada ruang tertentu. Faktor, sebab, dan
akibat terjadinya suatu gejala dan masalah, selalu terjadi dan tidak dapat
dilepaskan dari ruang yang bersangkutan. Ruang ini memberikan karakteristik
kepada kesatuan gejala, kesatuan fungsi, dan kesatuan bentuk karena ruang itu
juga merupakan kesatuan. Dalam meninjau sesuatu gejala berdasarkan prinsip
korologi, misalnya pertanian, selalu diperhatikan penyebarannya dalam ruang,
interelasinya dengan komponen-komponen atau faktor-faktor yang menunjang
pertanian, dan interaksi pertanian itu dengan kehidupan pada ruang yang
bersangkutan. Dengan demikian, kita akan mengungkapkan karakteristik pertanian
tersebut.
5.
PENDEKATAN GEOGRAFI DAN CONTOH
TERAPANNYA.
Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)
Pendekatan keruangan
merupakan metode pendekatan yang khas dalam geografi. Pada pelaksanaan
pendekatan keruangan ini harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku.
Prinsip-prinsip tersebut antara lain: prinsip penyebaran, interelasi, dan
deskripsi, sedangkan yang termasuk pendekatan keruangan, yaitu pendekatan
topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional. Secara teoretis
pendekatan itu dapat dipisahkan satu sama lain, akan tetapi pada kenyataan
praktisnya, berhubungan satu sama lain
Pendekatan
Topik
Dalam mempelajari suatu
masalah geografi di wilayah tertentu, kita dapat mengadakan pendekatan dari
topik tertentu yang menjadi perhatian utama. Misalnya di daerah tertentu, topik
yang menjadi perhatian utama adalah kelaparan maka kelaparan inilah yang
menjadi sorotan utama dalam pendekatan topik. Yang menjadi pegangan pokok dalam
melakukan pendekatan topic ini, yaitu tidak boleh dilepaskan hubungannya dengan
ruang yang menjadi wadah gejala atau topik yang kita dekati. Faktor-faktor
geografi seperti manusianya dan keadaan fisisnya tidak boleh diabaikan. Dengan
landasan keruangan ini, kita akan dapat mengungkapkan karakteristik kelaparan
di daerah yang bersangkutan kalau dibandingkan dengan gejala atau kelaparan di
wilayah yang lainnya.
Kelaparan di daerah
tersebut diungkapkan jenis-jenisnya, sebabsebabnya, penyebarannya,
intensitasnya, dan interelasinya dengan gejala yang lain dan dengan masalah
secara keseluruhan.
Pendekatan
Aktivitas Manusia (Human Activities)
Aktivitas penduduk ini
dapat ditinjau dari penyebarannya, interelasinya, dan deskripsinya
dengan gejala-gejala lain yang berkenaan dengan aktivitas tadi. Ditinjau
dari penyebarannya, kita akan dapat membedakan jenis aktivitas tadi
sehubungan dengan mata pencarian penduduk.
Apakah aktivitas itu
berlangsung di daerah pegunungan, apakah di dataran rendah, apakah dekat dengan
sungai, apakah dari sungai, apakah di pantai, dan seterusnya. Dari kegiatan
penyebaran penduduk tadi, kita dapat mengungkapkan interelasinya dengan keadaan
kesuburan tanah, dengan hidrografi, dengan keadaan komunikasi-transportasi,
dengan keadaan tinggi-rendah permukaan, dan dengan faktor-faktor geografi
lainnya. Oleh karena itu kita dapat membuat suatu deskripsi tentang aktivitas
penduduk tadi berdasarkan interelasi keruangan dengan gejala-gejala lain dan
dengan berbagai masalah sebagai sistem keruangannya.
Pendekatan Regional
Pendekatan regional
berarti mendekati suatu gejala atau suatu masalah dari regional, wilayah tempat
gejala atau masalah tersebut tersebar. Tekanan utama pendekatannya bukan kepada
topik atau aktivitas manusianya, melainkan kepada region yang merupakan tempat
atau wadahnya. Jadi, wilayah dan ekologinya berdiri sendiri dalam satu ruangan.
Misalnya dalam melakukan studi tentang masalah kelaparan, kita dapat melakukan pendekatan
regional tentang gejala kelaparan tadi. Dalam hal ini meninjau kelaparan
berdasarkan wilayahnya. Pertanyaan yang dapat dikemukakan, yaitu di
wilayah-wilayah mana saja kelaparan terjadi? Kita akhirnya dapat
mengungkapkan
penyebaran gejala atau masalah kelaparan di permukaan bumi.
Berdasarkan
penyebarannya kita dapat pula mengungkapkan apa sebabnya kelaparan itu terjadi
di region/wilayah yang bersangkutan. Selanjutnya kita dapat mengungkapkan interelasi
dan interaksi gejala kelaparan itu dengan gejala-gejala yang lain pada region
yang sama. Dalam hal ini berarti bahwa kita telah mengungkapkan interelasi dan interaksi
keruangan gejala kelaparan dengan gejala atau faktor geografi lainnya, seperti
faktor aktivitas penduduknya.
Selanjutnya, dari hasil
pendekatan regional dengan didasarkan atas prinsip-prinsip geografi, kita akan
dapat mengadakan deskripsi gejala atau masalah kelaparan tadi pada
region/wilayah yang bersangkutan.
Pendekatan Ekologi (Ecological Approach)
Geografi dan ekologi
adalah dua bidang ilmu yang berbeda satu sama lain. Geografi berkenaan dengan
interelasi kehidupan manusia dengan faktor fisisnya yang membentuk sistem
keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya. Sedangkan
ekologi, khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia
dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem.
Prinsip dan konsep yang berlaku kedua bidang ilmu tersebut, berbeda satu sama
lain. Karena ada kesamaan pada objek yang digarapnya, kedua ilmu tersebut pada pelaksanaan
kerjanya dapat saling menunjang dan saling membantu.
Pendekatan ekologi adalah
suatu metodologi untuk mendekati, menelaah dan menganalisis suatu gejala atau masalah
dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi. Dalam hal ini, metodologi pendekatan,
penganalisisan, dan penelaahan gejala dan masalah geografi. Pandangan dan
penelaahan ekologi diarahkan kepada hubungan antara manusia sebagai makhluk
hidup dengan lingkungan alam. Pandangan dan penelaahan ini dikenal sebagai
pendekatan ekologi, yang
dapat mengungkapkan
masalah hubungan penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya.
Pada pendekatan ekologi suatu daerah pemukiman, daerah pemukiman tersebut
ditinjau sebagai suatu bentuk ekosistem hasil interaksi penyebaran dan aktivitas
manusia dengan lingkungan alamnya. Demikian pula jika kita mengkaji daerah
pertanian, daerah perindustrian, daerah perkotaan, dan lain-lain.
Geografi dapat
dikatakan juga sebagai ilmu tentang ekologi manusia yang bermaksud menjelaskan
hubungan antara lingkungan alam dengan penyebaran dan aktivitas manusia. Pokok
dari geografi adalah berkenaan dengan studi tentang ekologi manusia pada
area/daerah yang khusus. Pengertian geografi pada konteks ini bukan merupakan
pengertian geografi secara keseluruhan, melainkan kepada geografi regional.
Meninjau region sebagai
suatu bentuk ekosistem hasil hubungan dan penyesuaian penyebaran aktivitas manusia
dengan lingkungannya pada area atau daerah tertentu. Interelasi manusia dengan
alam lingkungan di sekitarnya dikaji berdasarkan konsep dan prinsip ekologi.
Pendekatan Historis (Pendekatan Kronologi)
Menurut Preston E.
James, sejarah dan geografi merupakan ilmu yang dwitunggal. Tempat dan
waktu menyajikan kerangka kerja yang di dalamnya dapat dijelaskan pranata
manusia dan proses perubahan kebudayaan yang dapat ditelusuri.
Hartshorne mengemukakan
pentingnya dimensi sejarah pada geografi. Jika dimensi tempat menjelaskan interelasi
keruangannya maka dimensi sejarah dapat menjelaskan dimensi waktunya dan dapat
menjelaskan pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada studi geografi,
metodologi dengan menggunakan dimensi urutan waktu atau dimensi sejarah,
dikenal sebagai pendekatan historis atau pendekatan kronologi. Dengan menerapkan
pendekatan historis suatu gejala atau suatu masalah pada ruang tertentu, kita
dapat mengkaji perkembangannya dan dapat pula melakukan prediksi proses gejala
atau masalah tadi pada masa-masa yang akan datang. Melalui pendekatan historis
ini, kita dapat melakukan pengkajian dinamika dan perkembangan suatu gejala
geografi di daerah atau di wilayah tertentu. Meneliti, menganalisis, dan
mengadakan interpretasi peta suatu wilayah dengan menggunakan pendekatan historis,
artinya dengan menggunakan peta perkembangan daerah berdasarkan urutan
waktunya, kita akan dapat melihat kecenderungan ke arah mana kota itu tumbuh
berkembang beserta apa penunjangnya.
Pendekatan Sistem (System Approach)
Sistem itu memiliki
pengertian konotatif yang luas. Konsep sistem ini dapat diterapkan kepada
rangkaian gejala, dapat diterapkan kepada alat atau pesawat elektronik, dapat
diterapkan kepada susunan jasmaniah manusia. Kriteria utama dari suatu sistem
bahwa komponen atau subsistem yang membentuk sistem tersebut, harus membentuk
suatu rangkaian atau kesatuan yang tidak terpisah-pisahkan. Pada suatu sistem,
rangkaian komponen itu nilainya lebih tinggi daripada komponen yang
terpisahpisah. Pendekatan sistem merupakan metode berpikir sintetik yang
diterapkan pada masalah yang merupakan suatu sistem, sedangkan yang dimaksud
dengan mode berpikir
sintetik, yaitu mode berpikir yang didasarkan atas doktrin ekspansionisme.
Doktrin ekspansionisme adalah cara meninjau suatu benda atau suatu hal sebagai
bagian dari keseluruhan yang besar. Gejala yang berkaitan dengan gejala yang
menjadi sorotan utama tadi
dapat ditetapkan
sebagai subsistem dari gejala-gejala utamanya.
Pendekatan dan
penelaahan gejala geografi utama dengan subsistemnya, ditinjau sebagai satu
kebulatan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Sebagai ilustrasi misalnya
kita menelaah suatu jenis pertanian yang kita tetapkan sebagai satu sistem.
Jika pertanian kita tetapkan sebagai satu
sistem, gejala-gejala
yang berhubungan dengan pertanian tadi, kita tetapkan sebagai subsistemnya.
Contoh, tanah dengan kesuburannya, keadaan hidrografi dengan distribusi dan
fluktuasi airnya, cuaca dengan segala unsur dan perubahannya, manusia dengan
segala aktivitasnya, teknologi dengan segala perlengkapannya, dan lain-lain.
Pendekatan sistem
seperti di atas, dapat ditetapkan pada sistem keruangan industri, pemukiman,
perkotaan, pelabuhan, jaringan komunikasitransportasi, dan lain-lainnya.
6.
ASPEK GEOGRAFI
Aspek
Fisik
Aspek
fisik geografi mengkaji segala fenomena yang ada di geosfer yang tentunya dapat
mempengeruhi keberlangsungan hidup manusia. Aspek fisik meliputi aspek kimiawi,
biologis, astronomis, dan semua fenomena alam yang langsung dapat diamati.
- Aspek
Topologi
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan letak atau
lokasi suatu wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah
yang mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
- Aspek
Biotik
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur
vegetasi (tetumbuhan atau flora, dunia binatang (fauna) dan kajian penduduk.
- Aspek
Non Biotik.
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur
kondisi tanah, hidrologi (tata air) baik perairan darat maupun laut dan kondisi
iklim dari suatu wilayah.
Aspek
Sosial
Selain
aspek fisik, kajian geografi juga mencakup aspek sosial. Geografi mengkaji
manusia yang hidup didalamnya atas keterkaitan dengan fenomena yang terjadi di
geosfer. Aspek sosial meliputi aspek antropologis, politis, ekonomis, dan aspek
yang berhubungan dengan pola hidup manusia (kebudayaan). Pada aspek ini manusia
dipandang sebagai fokus utama dari kajian geografi dengan memperhatikan pola
penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan perilaku manusia dengan
lingkungannya. Ada beberapa aspek yang dikaji, yaitu:
- Aspek
Sosial
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur
tradisi, adat-istiadat, komunitas, kelompok masyarakat dan lembaga-lembaga
sosial.
- Aspek
Ekonomi
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur
pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan, industri, perdagangan,
transportasi dan pasar.
- Aspek
Budaya
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur
pendidikan, agama, bahasa dan kesenian.
- Aspek
Politik
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur
kepemerintahan yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
Hubungan geografi dengan aspek ilmu
yang lain melahirkan ilmu baru. Sebagai contoh, hubungan geografi dengan
biologi melahirkan ilmu baru yaitu biogeografi, hubungan geografi dengan
antropologi melahirkan antropogeografi, dan hubungan geografi dengan fisika
melahirkan geofisika.
Kedua aspek dalam geografi ini
menjadi dasar pembagian ilmu geografi menjadi dua cabang utama yaitu geografi
fisik dan geografi manusia.
Geografi fisik mempelajari lanskap
atau bentang alam fisik Bumi, misalnya gunung, dataran rendah, sungai, dan
pesisir. Geografi fisik menjelaskan penyebaran kenampakan alam yang bervariasi
serta mencari jawaban tentang pembentukan dan perubahannya dari kenampakan masa
lalu.
Geografi manusia mempelajari lanskap
atau bentang lahan manusia (budaya), misalnya komponen-komponen buatan manusia
seperti jalan, saluran air, permukiman, pusat kegiatan, dan bangunan. Geografi
manusia mencoba mendeskripsikan dan menjelaskan pola-pola kenampakan manusia
dan kegiatannya serta meneliti hubungan antara manusia dan lingkungannya.
2 komentar:
mens wedding bands titanium - iTanium-arts
› › titanium hair mens-wedding-bands-sot › › mens-wedding-bands-sot Our wedding bands provide a full spectrum of powerbook g4 titanium essential titanium (iv) oxide services and accessories to your event, black titanium rings whether the wedding titanium linear compensator vows of your wedding group
r840f9kotoy999 Male Masturbators,vibrators,dog dildo,wholesale sex toys,sex toys,vibrators,male sex dolls,Bullets And Eggs,dildos p148v2qwdwj265
Posting Komentar