Selasa, 25 November 2014

Pengetahuan Dasar Geografi

PENGERTIAN GEOGRAFI
Perkataan geografi berasal dari bahasa Yunani: geo berarti bumi dan graphein berarti tulisan. Jadi, secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi. Oleh karena itu, geografi sering juga disebut ilmu bumi. Akan tetapi, yang dipelajari dalam geografi bukan hanya mengenai permukaan bumi saja, melainkan juga berbagai hal yang ada di permukaan bumi, di luar bumi, bahkan benda-benda di ruang angkasa pun turut menjadi objek kajian geografi. Dengan demikian, definisi singkat di atas perlu diperluas dan dilengkapi sehingga mencakup semua hal yang dikaji dalam studi geografi.

1.      RUANG LINGKUP PENGETAHUAN GEOGRAFI
Ruang lingkup geografi sangat luas, meliputi kehidupan di muka bumi, di ruang angkasa, berbagai gejala alam, serta interaksi antara manusia dan lingkungannya dalam konteks keruangan dan kewilayahan. Pengetahuan mengenai gejala alam dan kehidupan di muka bumi disebut dengan gejala geosfer, dalam hal ini geografi akan mempelajari penyebab terjadinya dan menjelaskan mengapa dan bagaimana terjadinya gejala geosfer

Secara garis besar ilmu geografi terbagi menjadi dua bagian besar yaitu geografi fisik dan geografi sosial. Gabungan antara geografi fisik dan geografi sosial terjadi geografi regional. Geografi fisik adalah bagian ilmu geografi yang mempelajari tentang semua peristiwa di muka bumi, baik di darat, laut, udara, maupun luar angkasa beserta faktor penyebab terjadinya. Geografi sosial adalah bagian dari ilmu geografi yang mempelajari tentang interaksi antar manusia, sedangkan geografi regional adalah ilmu yang mempelajari tentang perwilayahan dari negara-negara yang ada.

2.      KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI DAN CONTOH TERAPANNYA
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari fenomena fisik dan sosial yang terjadi di lingkungan geosfer. Dalam mempelajari fenomena tersebut akan lebih mudah jika mengelompokkan fenomena tersebut ke dalam suatu definisi (konsep). Di Indonesia menurut kesepakatan Ikatan Geograf Indonesia merumuskan 10 konsep esensial geografi yaitu:
1.      Lokasi
Lokasi terbagi 2 yaitu:
Lokasi absolute: lokasi suatu wilayah berdasarkan garis lintang dan garis bujur
Contoh : Indonesia terletak antara  6ºLU-11ºLS  dan 95ºBT-141ºBT.
Lokasi relatif: lokasi suatu wilayah berdasarkan pertimbangan dan karakteristik tertentu.
Contoh : wilayah Pulau Jawa kaya akan pertanian karena tanahnya subur, wilayah Kalimantan kaya akan mineral batu bara.
2. Jarak
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu obyek yang bergerak, mulai dari posisi awal dan selesai pada posisi akhir.
Jarak dibagi menjadi jarak absolut dan jarak relatif.
Jarak absolut merupakan jarak yang ditarik garis lurus antara dua titik. Dengan demikian jarak absolut adalah jarak yang sesungguhnya.
Contoh: jarak Jakarta – Bandung adalah 300 km.
Jarak relatif adalah jarak atas pertimbangan tertentu misalnya rute, waktu, biaya, kenyamanan dsb.
Contoh : Jarak Bandung – Jakarta lebih cepat jika melalui jalur Puncak.
3. Keterjangkauan
Konsep Keterjangkauan yaitu mudah dijangkau atau tidaknya suatu tempat,misalnya dari Jakarta ke Kota Cirebon lebih mudah dijangkau dibandingkan dengan dari Jakarta ke Ujung Kulon karena kendaraan Jakarta – Cirebon lebih mudah didapat dibandingkan dengan Jakarta – Ujung Kulon.


4. Morfologi
Konsep Morfologi yaitu bentuk lahan. Morfologi dapat dikaitkan dengan gejala lainnya seperti erosi, longsor, banjir dan lainnya.
Contoh: Daerah Gunung Kidul rawan kekeringan karena sebagian besar tanahnya berjenis Kapur.
5. Aglomerasi
Konsep Aglomerasi yaitu pola-pola pengelompokan/ konsentrasi suatu kegiatan tertentu. Misalnya sekelompok penduduk asal daerah sama, masyarakat di kota cenderung mengelompok seperti permukiman elit, pengelompokan pedagang dan sebagainya. Di desa masyarakat rumahnya menggerombol/ mengelompok di tanah datar yang subur. Kawasan industri rokok di pusatkan di daerah Jawa Timur.
6. Nilai kegunaan
Konsep Nilai Kegunaan yaitu nilai suatu tempat mempunyai kegunaan yang berbeda-beda dilihat dari fungsi dan karakteristiknya.
Contoh : daerah Pantai Parang Tritis memiliki nilai guna sebagai tempat wisata.
7. Pola
Pola yaitu persebaran fenomena/ gejala geosfer tertentu.
Contoh : pola pemukiman yang memanjang sungai, yang berbentuk garis sungai dan sebagainya. Pola Gunung api di Indonesia paling banyak terdapat di sepanjang Sumatera-Jawa-Bali dan Nusa Tenggara.


8. Perbedaan wilayah
Perbedaan wilayah yaitu fenomena yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya atau kekhasan suatu tempat.
contoh : daerah kutub memilki karakteristik yang berbeda dengan daerah gurun.
9. Interaksi dan Interdependensi
Konsep Interaksi dan Interdependensi yaitu keterkaitan dan ketergantungan satu tempat dengan tempat lainnya. Misalnya antara kota dan desa sekitarnya terjadi saling membutuhkan. Pulau Kalimantan memasok sayuran dari Pulau Jawa.
10. Keterkaitan keruangan
Konsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi) yaitu menunjukkan derajat keterkaitan antar wilayah, baik mengenai alam atau sosialnya. Misalnya hubungan antara daerah pantai dengan mata pencaharian penduduknya, hubungan antara letak geologis dengan penyebaran gunung api.

3.      OBYEK STUDI GEOGRAFI
Objek studi geografi terbagai menjadi 2 yaitu objek material dan objek formal.
Objek material meliputi segala sesuatu yang berada di bumi baik benda hidup maupun benda mati dan lingkungannya. Objek material ini dapat dinamakan fenomena geosfer yang mencakup:
·      Atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelimuti permukaan bumi dari Troposfer hingga Eksosfer.
·      Lithosfer, yaitu lapisan batuan penyusun kulit bumi.
·      Hidrosfer, yaitu lapisan air yang meliputi perairan darat dan lautan.
·      Pedosfer, yaitu lapisan tanah yang merupakan hasil pelapukan dari batuan.
·      Biosfer, yaitu lapisan yang meliputi kesatuan sistem antara hewan, tumbuhan dan manusia.
·      Antroposfer, yaitu lapisan yang menitikberatkan kepada manusia serta aktivitasnya di permukaan bumi.


Objek formal adalah sudut pandang dan cara berpikir (pendekatan) terhadap gejala material di muka bumi, baik yang sifatnya fisik maupun sosial yang dilihat dari sudut pandang keruangan (spasial). Objek formal inilah yang membedakan geografi dengan ilmu yang lainnya. Pendekatan geografi terdiri atas pendekatan keruangan, ekologi dan regional. Dalam geografi selalu ditanyakan mengenai dimana gejala itu terjadi dan mengapa gejala tersebut terjadi. Ketiga pendekatan tersebut diharapkan “mampu” menjawab persoalan seputar fenomena yang terjadi di permukaan bumi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah 5 W + 1 H

4.      PRINSIP GEOGRAFI DAN CONTOH TERAPANNYA
Prinsip geografi menjadi dasar pada uraian, pengkajian, dan pengungkapan gejala, variabel, faktor, dan masalah geografi. Pada waktu melakukan pendekatan terhadap objek yang kita pelajari, dasar atas prinsip ini harus selalu menjiwainya. Secara teoretis, menurut Nursid Sumaatmadja prinsip itu terdiri atas prinsip penyebaran, prinsip interelasi, prinsip deskripsi, dan prinsip keruangan.

Prinsip Penyebaran
Prinsip penyebaran, yaitu suatu gejala yang tersebar tidak merata di permukaan bumi yang meliputi bentang alam, tumbuhan, hewan, dan manusia.

Gejala dan fakta geografi, baik yang berkenaan dengan alamnya, maupun mengenai manusianya, tersebar di permukaan bumi. Penyebaran gejala dan fakta tadi, tidak merata dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Dengan memperhatikan dan menggambarkan penyebaran gejala dan fakta tadi dalam ruang, kita telah dibimbing untuk mengungkapkan persoalan yang berkenaan dengan gejala dan fakta tadi. Dengan melihat dan menggambarkan berbagai gejala pada peta, kita akan dapat mengungkapkan hubungannya satu sama lain. Yang selanjutnya juga akan dapat meramalkannya lebih lanjut.

Prinsip Interelasi
Prinsip interelasi, yaitu suatu hubungan saling terkait dalam ruang, antara gejala yang satu dengan yang lain.

Dasar kedua yang digunakan untuk menelaah dan mengkaji gejala dan fakta geografi, yaitu prinsip interelasi. Prinsip interelasi ini secara lengkap adalah interelasi dalam ruang. Setelah kita melihat gejala dan fakta geografi itu penyebarannya dalam ruang atau di wilayah-wilayah tertentu, kita akan mengungkapkan pula hubungan antara faktor fisis dengan faktor fisis, antara factor manusia dengan faktor manusia, dan antara faktor fisis dengan factor manusia. Dari antar hubungannya itu, kita akan dapat mengungkapkan karakteristik gejala atau fakta geografi tempat atau wilayah tertentu.

Prinsip Deskripsi
Prinsip deskripsi, yaitu penjelasan lebih jauh mengenai gejala-gejala yang diselidiki/dipelajari. Deskripsi, selain disajikan dengan tulisan atau kata-kata, dapat juga dilengkapi dengan diagram, grafik, tabel, gambar, dan peta.

Pada interelasi gejala satu dengan gejala yang lain atau antara factor yang satu dengan faktor yang lain, selanjutnya dapat dijelaskan sebabakibat dari interelasi tadi. Penjelasan atau deskripsi, merupakan suatu prinsip pada geografi dan studi geografi untuk memberikan gambaran lebih jauh tentang gejala dan masalah yang kita pelajari.

Prinsip Korologi
Prinsip korologi, yaitu gejala, fakta ataupun masalah geografi di suatu tempat yang ditinjau pesebarannya, interelasinya, interaksinya, dan integrasinya dalam ruang tertentu, sebab ruang itu akan memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala tersebut.

Prinsip korologi, merupakan prinsip geografi yang komprehensif karena memadukan prinsip-prinsip lainnya. Prinsip ini merupakan ciri dari geografi modern. Pada prinsip korologi ini, gejala, fakta, dan masalah geografi ditinjau penyebarannya, interelasinya, dan interaksinya dalam ruang. Baik penyebaran maupun interelasinya dan interaksinya dalam hubungan terdapatnya pada ruang tertentu. Faktor, sebab, dan akibat terjadinya suatu gejala dan masalah, selalu terjadi dan tidak dapat dilepaskan dari ruang yang bersangkutan. Ruang ini memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala, kesatuan fungsi, dan kesatuan bentuk karena ruang itu juga merupakan kesatuan. Dalam meninjau sesuatu gejala berdasarkan prinsip korologi, misalnya pertanian, selalu diperhatikan penyebarannya dalam ruang, interelasinya dengan komponen-komponen atau faktor-faktor yang menunjang pertanian, dan interaksi pertanian itu dengan kehidupan pada ruang yang bersangkutan. Dengan demikian, kita akan mengungkapkan karakteristik pertanian tersebut.

5.      PENDEKATAN GEOGRAFI DAN CONTOH TERAPANNYA.
Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)
Pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan yang khas dalam geografi. Pada pelaksanaan pendekatan keruangan ini harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: prinsip penyebaran, interelasi, dan deskripsi, sedangkan yang termasuk pendekatan keruangan, yaitu pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional. Secara teoretis pendekatan itu dapat dipisahkan satu sama lain, akan tetapi pada kenyataan praktisnya, berhubungan satu sama lain

Pendekatan Topik
Dalam mempelajari suatu masalah geografi di wilayah tertentu, kita dapat mengadakan pendekatan dari topik tertentu yang menjadi perhatian utama. Misalnya di daerah tertentu, topik yang menjadi perhatian utama adalah kelaparan maka kelaparan inilah yang menjadi sorotan utama dalam pendekatan topik. Yang menjadi pegangan pokok dalam melakukan pendekatan topic ini, yaitu tidak boleh dilepaskan hubungannya dengan ruang yang menjadi wadah gejala atau topik yang kita dekati. Faktor-faktor geografi seperti manusianya dan keadaan fisisnya tidak boleh diabaikan. Dengan landasan keruangan ini, kita akan dapat mengungkapkan karakteristik kelaparan di daerah yang bersangkutan kalau dibandingkan dengan gejala atau kelaparan di wilayah yang lainnya.
Kelaparan di daerah tersebut diungkapkan jenis-jenisnya, sebabsebabnya, penyebarannya, intensitasnya, dan interelasinya dengan gejala yang lain dan dengan masalah secara keseluruhan.

Pendekatan Aktivitas Manusia (Human Activities)
Aktivitas penduduk ini dapat ditinjau dari penyebarannya, interelasinya, dan deskripsinya dengan gejala-gejala lain yang berkenaan dengan aktivitas tadi. Ditinjau dari penyebarannya, kita akan dapat membedakan jenis aktivitas tadi sehubungan dengan mata pencarian penduduk.

Apakah aktivitas itu berlangsung di daerah pegunungan, apakah di dataran rendah, apakah dekat dengan sungai, apakah dari sungai, apakah di pantai, dan seterusnya. Dari kegiatan penyebaran penduduk tadi, kita dapat mengungkapkan interelasinya dengan keadaan kesuburan tanah, dengan hidrografi, dengan keadaan komunikasi-transportasi, dengan keadaan tinggi-rendah permukaan, dan dengan faktor-faktor geografi lainnya. Oleh karena itu kita dapat membuat suatu deskripsi tentang aktivitas penduduk tadi berdasarkan interelasi keruangan dengan gejala-gejala lain dan dengan berbagai masalah sebagai sistem keruangannya.

Pendekatan Regional
Pendekatan regional berarti mendekati suatu gejala atau suatu masalah dari regional, wilayah tempat gejala atau masalah tersebut tersebar. Tekanan utama pendekatannya bukan kepada topik atau aktivitas manusianya, melainkan kepada region yang merupakan tempat atau wadahnya. Jadi, wilayah dan ekologinya berdiri sendiri dalam satu ruangan. Misalnya dalam melakukan studi tentang masalah kelaparan, kita dapat melakukan pendekatan regional tentang gejala kelaparan tadi. Dalam hal ini meninjau kelaparan berdasarkan wilayahnya. Pertanyaan yang dapat dikemukakan, yaitu di wilayah-wilayah mana saja kelaparan terjadi? Kita akhirnya dapat
mengungkapkan penyebaran gejala atau masalah kelaparan di permukaan bumi.

Berdasarkan penyebarannya kita dapat pula mengungkapkan apa sebabnya kelaparan itu terjadi di region/wilayah yang bersangkutan. Selanjutnya kita dapat mengungkapkan interelasi dan interaksi gejala kelaparan itu dengan gejala-gejala yang lain pada region yang sama. Dalam hal ini berarti bahwa kita telah mengungkapkan interelasi dan interaksi keruangan gejala kelaparan dengan gejala atau faktor geografi lainnya, seperti faktor aktivitas penduduknya.

Selanjutnya, dari hasil pendekatan regional dengan didasarkan atas prinsip-prinsip geografi, kita akan dapat mengadakan deskripsi gejala atau masalah kelaparan tadi pada region/wilayah yang bersangkutan.

Pendekatan Ekologi (Ecological Approach)
Geografi dan ekologi adalah dua bidang ilmu yang berbeda satu sama lain. Geografi berkenaan dengan interelasi kehidupan manusia dengan faktor fisisnya yang membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya. Sedangkan ekologi, khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. Prinsip dan konsep yang berlaku kedua bidang ilmu tersebut, berbeda satu sama lain. Karena ada kesamaan pada objek yang digarapnya, kedua ilmu tersebut pada pelaksanaan kerjanya dapat saling menunjang dan saling membantu.

Pendekatan ekologi adalah suatu metodologi untuk mendekati, menelaah dan menganalisis suatu gejala atau masalah dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi. Dalam hal ini, metodologi pendekatan, penganalisisan, dan penelaahan gejala dan masalah geografi. Pandangan dan penelaahan ekologi diarahkan kepada hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alam. Pandangan dan penelaahan ini dikenal sebagai pendekatan ekologi, yang
dapat mengungkapkan masalah hubungan penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Pada pendekatan ekologi suatu daerah pemukiman, daerah pemukiman tersebut ditinjau sebagai suatu bentuk ekosistem hasil interaksi penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Demikian pula jika kita mengkaji daerah pertanian, daerah perindustrian, daerah perkotaan, dan lain-lain.

Geografi dapat dikatakan juga sebagai ilmu tentang ekologi manusia yang bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebaran dan aktivitas manusia. Pokok dari geografi adalah berkenaan dengan studi tentang ekologi manusia pada area/daerah yang khusus. Pengertian geografi pada konteks ini bukan merupakan pengertian geografi secara keseluruhan, melainkan kepada geografi regional.
Meninjau region sebagai suatu bentuk ekosistem hasil hubungan dan penyesuaian penyebaran aktivitas manusia dengan lingkungannya pada area atau daerah tertentu. Interelasi manusia dengan alam lingkungan di sekitarnya dikaji berdasarkan konsep dan prinsip ekologi.

Pendekatan Historis (Pendekatan Kronologi)
Menurut Preston E. James, sejarah dan geografi merupakan ilmu yang dwitunggal. Tempat dan waktu menyajikan kerangka kerja yang di dalamnya dapat dijelaskan pranata manusia dan proses perubahan kebudayaan yang dapat ditelusuri.
Hartshorne mengemukakan pentingnya dimensi sejarah pada geografi. Jika dimensi tempat menjelaskan interelasi keruangannya maka dimensi sejarah dapat menjelaskan dimensi waktunya dan dapat menjelaskan pertumbuhan dan perkembangannya.

Pada studi geografi, metodologi dengan menggunakan dimensi urutan waktu atau dimensi sejarah, dikenal sebagai pendekatan historis atau pendekatan kronologi. Dengan menerapkan pendekatan historis suatu gejala atau suatu masalah pada ruang tertentu, kita dapat mengkaji perkembangannya dan dapat pula melakukan prediksi proses gejala atau masalah tadi pada masa-masa yang akan datang. Melalui pendekatan historis ini, kita dapat melakukan pengkajian dinamika dan perkembangan suatu gejala geografi di daerah atau di wilayah tertentu. Meneliti, menganalisis, dan mengadakan interpretasi peta suatu wilayah dengan menggunakan pendekatan historis, artinya dengan menggunakan peta perkembangan daerah berdasarkan urutan waktunya, kita akan dapat melihat kecenderungan ke arah mana kota itu tumbuh berkembang beserta apa penunjangnya.

Pendekatan Sistem (System Approach)
Sistem itu memiliki pengertian konotatif yang luas. Konsep sistem ini dapat diterapkan kepada rangkaian gejala, dapat diterapkan kepada alat atau pesawat elektronik, dapat diterapkan kepada susunan jasmaniah manusia. Kriteria utama dari suatu sistem bahwa komponen atau subsistem yang membentuk sistem tersebut, harus membentuk suatu rangkaian atau kesatuan yang tidak terpisah-pisahkan. Pada suatu sistem, rangkaian komponen itu nilainya lebih tinggi daripada komponen yang terpisahpisah. Pendekatan sistem merupakan metode berpikir sintetik yang diterapkan pada masalah yang merupakan suatu sistem, sedangkan yang dimaksud
dengan mode berpikir sintetik, yaitu mode berpikir yang didasarkan atas doktrin ekspansionisme. Doktrin ekspansionisme adalah cara meninjau suatu benda atau suatu hal sebagai bagian dari keseluruhan yang besar. Gejala yang berkaitan dengan gejala yang menjadi sorotan utama tadi
dapat ditetapkan sebagai subsistem dari gejala-gejala utamanya.

Pendekatan dan penelaahan gejala geografi utama dengan subsistemnya, ditinjau sebagai satu kebulatan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Sebagai ilustrasi misalnya kita menelaah suatu jenis pertanian yang kita tetapkan sebagai satu sistem. Jika pertanian kita tetapkan sebagai satu
sistem, gejala-gejala yang berhubungan dengan pertanian tadi, kita tetapkan sebagai subsistemnya. Contoh, tanah dengan kesuburannya, keadaan hidrografi dengan distribusi dan fluktuasi airnya, cuaca dengan segala unsur dan perubahannya, manusia dengan segala aktivitasnya, teknologi dengan segala perlengkapannya, dan lain-lain.

Pendekatan sistem seperti di atas, dapat ditetapkan pada sistem keruangan industri, pemukiman, perkotaan, pelabuhan, jaringan komunikasitransportasi, dan lain-lainnya.


6.      ASPEK GEOGRAFI
Aspek Fisik
Aspek fisik geografi mengkaji segala fenomena yang ada di geosfer yang tentunya dapat mempengeruhi keberlangsungan hidup manusia. Aspek fisik meliputi aspek kimiawi, biologis, astronomis, dan semua fenomena alam yang langsung dapat diamati.
  1. Aspek Topologi
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi suatu wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
  1. Aspek Biotik
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur vegetasi (tetumbuhan atau flora, dunia binatang (fauna) dan kajian penduduk.
  1. Aspek Non Biotik.

Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur kondisi tanah, hidrologi (tata air) baik perairan darat maupun laut dan kondisi iklim dari suatu wilayah.


Aspek Sosial

Selain aspek fisik, kajian geografi juga mencakup aspek sosial. Geografi mengkaji manusia yang hidup didalamnya atas keterkaitan dengan fenomena yang terjadi di geosfer. Aspek sosial meliputi aspek antropologis, politis, ekonomis, dan aspek yang berhubungan dengan pola hidup manusia (kebudayaan). Pada aspek ini manusia dipandang sebagai fokus utama dari kajian geografi dengan memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan perilaku manusia dengan lingkungannya. Ada beberapa aspek yang dikaji, yaitu:
  1. Aspek Sosial
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur tradisi, adat-istiadat, komunitas, kelompok masyarakat dan lembaga-lembaga sosial.

  1. Aspek Ekonomi
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan, industri, perdagangan, transportasi dan pasar.
  1. Aspek Budaya
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur pendidikan, agama, bahasa dan kesenian.
  1. Aspek Politik
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur kepemerintahan yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
Hubungan geografi dengan aspek ilmu yang lain melahirkan ilmu baru. Sebagai contoh, hubungan geografi dengan biologi melahirkan ilmu baru yaitu biogeografi, hubungan geografi dengan antropologi melahirkan antropogeografi, dan hubungan geografi dengan fisika melahirkan geofisika.
Kedua aspek dalam geografi ini menjadi dasar pembagian ilmu geografi menjadi dua cabang utama yaitu geografi fisik dan geografi manusia.

Geografi fisik mempelajari lanskap atau bentang alam fisik Bumi, misalnya gunung, dataran rendah, sungai, dan pesisir. Geografi fisik menjelaskan penyebaran kenampakan alam yang bervariasi serta mencari jawaban tentang pembentukan dan perubahannya dari kenampakan masa lalu.

Geografi manusia mempelajari lanskap atau bentang lahan manusia (budaya), misalnya komponen-komponen buatan manusia seperti jalan, saluran air, permukiman, pusat kegiatan, dan bangunan. Geografi manusia mencoba mendeskripsikan dan menjelaskan pola-pola kenampakan manusia dan kegiatannya serta meneliti hubungan antara manusia dan lingkungannya.

2 komentar:

mens wedding bands titanium - iTanium-arts
› › titanium hair mens-wedding-bands-sot › › mens-wedding-bands-sot Our wedding bands provide a full spectrum of powerbook g4 titanium essential titanium (iv) oxide services and accessories to your event, black titanium rings whether the wedding titanium linear compensator vows of your wedding group